prophetrock – Di tepi pelabuhan New York, Patung Liberty berdiri tegak menghadap laut, menyampaikan pesan universal tentang kebebasan dan keadilan. Monumen setinggi 93 meter ini sejak peresmiannya pada 1886 tidak hanya menjadi ikon Amerika Serikat, tetapi juga lambang harapan bagi dunia. Diberikan oleh Prancis sebagai simbol persahabatan, patung ini merepresentasikan gagasan bahwa setiap manusia berhak terbebas dari penindasan.
Kini, pesan tersebut kembali menemukan relevansinya ketika para pemimpin dunia berkumpul di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam Sidang Majelis Umum ke-80 PBB bertema Better together: 80 years and more for peace, development and human rights, kebebasan kembali menjadi isu sentral. Salah satu topik penting adalah pengakuan Palestina sebagai negara merdeka.
Sejumlah negara, termasuk Inggris, Belgia, Kanada, Australia, Prancis, Malta, Andora, Monako, hingga Portugal, secara terbuka menyuarakan dukungan mereka. Gelombang pengakuan ini menunjukkan adanya pergeseran geopolitik, terutama dari negara-negara Eropa Barat yang sebelumnya lebih berhati-hati dalam menentukan sikap. Dukungan ini menegaskan meningkatnya kesadaran global bahwa konflik panjang Palestina–Israel membutuhkan solusi konkret, bukan sekadar wacana diplomatik.
Namun, perjuangan menuju kebebasan Palestina tidak sederhana. Hambatan geopolitik, kepentingan strategis negara besar, serta penggunaan hak veto di Dewan Keamanan PBB terus memperlambat tercapainya kesepakatan. Meski demikian, simbol Liberty mengingatkan dunia bahwa kebebasan seharusnya tidak berhenti pada retorika.
“Baca Juga: Pembajak Hollow Knight Silksong Desak Pemain Beli Versi Resmi”
DUKUNGAN GLOBAL UNTUK PALESTINA DI SIDANG UMUM PBB
Sejak berdirinya pada 1945, PBB memikul mandat untuk menjaga perdamaian dunia. Isu Palestina menjadi ujian nyata bagi efektivitas lembaga internasional tersebut. Selama puluhan tahun, berbagai resolusi menuntut penghentian pembangunan permukiman ilegal, pengakuan hak rakyat Palestina, dan dorongan bagi perdamaian berkelanjutan.
Namun, kenyataan di lapangan sering kali berlawanan. Veto negara-negara besar di Dewan Keamanan PBB membuat langkah konkret sulit terwujud. Walau begitu, Sidang Majelis Umum tetap menjadi panggung penting untuk menegaskan sikap moral komunitas internasional. Negara-negara yang menyuarakan pengakuan Palestina menegaskan bahwa keadilan tidak boleh ditunda lebih lama.
Menurut data Badan PBB, konflik Palestina–Israel telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat besar, termasuk krisis pengungsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan instabilitas regional. Dukungan baru dari berbagai negara menandai momentum penting dalam upaya global memperjuangkan solusi damai.
Dalam konteks ini, Patung Liberty tidak hanya sekadar monumen bersejarah, tetapi juga menjadi pengingat. Ia berdiri tegak menyuarakan bahwa kebebasan dan keadilan adalah hak semua bangsa. Simbol ini merepresentasikan harapan agar rakyat Palestina dapat merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Ke depan, harapan besar tertuju pada konsistensi komunitas internasional untuk menjadikan kebebasan sebagai realitas, bukan sekadar slogan. Pesan Liberty terus bergema, menuntut agar nilai kebebasan diwujudkan secara nyata di panggung dunia, termasuk untuk Palestina.
“Baca Juga: MediaTek Dimensity 9500 Bocor, Intip Inovasi Arsitektur Terbarunya”
Leave a Reply