Lyodra sebut dorongan inklusi keuangan digital sangat masif

Lyodra Soroti Masifnya Dorongan Inklusi Keuangan Digital

prophetrock – Penyanyi Lyodra Ginting menyoroti semakin masifnya dorongan inklusi keuangan digital di Indonesia. Ia menyebut fenomena ini tidak hanya terlihat di dunia maya, tetapi juga di berbagai ruang publik. Menurut Lyodra, penyebaran pesan edukasi keuangan kini menjangkau masyarakat luas melalui media luar ruang seperti papan reklame, transportasi umum, hingga toko ritel.

Dalam acara Temu Wicara Media bertajuk “Mendorong Inklusi Keuangan Digital Indonesia bersama SPayLater” yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (tanggal tidak disebutkan), Lyodra mencontohkan bagaimana wajahnya kini muncul di berbagai lokasi sebagai bagian dari kampanye literasi keuangan digital.
“Banyak yang kirim pesan atau mention aku, katanya ‘Kak Lyodra ada di mana-mana’. Aku juga lihat sendiri, wajahku muncul di bus, di Senayan, di Pondok Indah, di banyak tempat,” ujar Lyodra sambil tersenyum.

Sebagai figur publik, Lyodra mengaku bangga dapat menjadi bagian dari gerakan yang mendukung pemerataan akses keuangan digital. Menurutnya, kampanye seperti ini penting agar masyarakat makin sadar tentang pentingnya mengelola keuangan dengan bijak di era serba digital. “Aku senang bisa ikut menyuarakan pesan positif tentang keuangan digital, apalagi dampaknya besar untuk masyarakat luas,” tambahnya.

Namun, tingkat literasi keuangan baru berada di angka 65, literasi digital tetap menjadi tantangan utama. Kehadiran figur publik seperti Lyodra membantu menjembatani edukasi finansial dengan pendekatan yang lebih dekat ke masyarakat.

“Baca juga : Dampak Screen Time Berlebihan bagi Kesehatan Era Modern”

SPAYLATER DORONG PEMERATAAN AKSES KEUANGAN MELALUI EDUKASI

Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko SPayLater Indonesia, Anggie Ariningsih, menjelaskan bahwa kampanye inklusi keuangan digital bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap layanan finansial modern. Banyak warga di daerah masih belum terlayani secara optimal oleh lembaga perbankan formal. Melalui SPayLater, perusahaan berupaya mendorong masyarakat untuk mencapai “merdeka finansial” dengan pengelolaan uang yang terukur dan bertanggung jawab.

“Inklusi keuangan bukan hanya soal akses teknologi, tetapi tentang pemberdayaan masyarakat agar mampu membuat keputusan finansial yang tepat,” ujar Anggie. Ia juga menegaskan bahwa SPayLater menawarkan berbagai fasilitas seperti cicilan nol persen hingga 24 bulan, serta insentif bagi pengguna yang melakukan transaksi dengan perencanaan matang.

Keberadaan SPayLater menjadi bagian dari ekosistem digital yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Layanan ini membantu masyarakat, khususnya generasi muda dan pelaku UMKM, agar lebih mudah bertransaksi sekaligus belajar mengatur keuangan dengan bijak.

Anggie menambahkan, kolaborasi antara sektor swasta, regulator, dan tokoh publik seperti Lyodra dapat mempercepat peningkatan literasi finansial nasional. “Kami ingin masyarakat bukan hanya menggunakan teknologi keuangan, tetapi juga memahami risikonya dan memanfaatkannya dengan benar,” tutupnya.

Gerakan inklusi keuangan digital yang diusung SPayLater dan didukung Lyodra menunjukkan bahwa edukasi finansial kini tak hanya berbasis teori, tetapi juga tindakan nyata. Melalui kampanye visual, media digital, dan keterlibatan publik figur, pesan literasi keuangan kini bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia — menjadi langkah penting menuju pemerataan ekonomi digital yang berkelanjutan.

“Baca juga : Diet Semangka 5 Hari Viral: Detox Kilat atau Risiko Kesehatan?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *